Komun.id – Ketua DPP PDIP, Megawati Soekarnoputeri, dinilai banyak mengkritisi media dalam pidato politiknya pada penutupan Rakernas II PDIP, Kamis (23/6/2022).
Berdasarkan pantauan Komun.id di lokasi, sepertinya Megawati membutuhkan waktu hampir satu jam untuk menyampaikan pidatonya. Menjelang akhir pidato Megawati, banyak kritik yang dilontarkan, termasuk media yang dinilai tidak adil dalam menyampaikan informasi.
Awalnya, Megawati menyinggung pernyataan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi, yang mengingatkan negara akan ancaman kegagalan. Menurut Megawati, hal ini harus dimaknai dengan baik oleh media.
“Jadi ini yang selalu ingin saya sampaikan. Tapi karena media, saya harus bicara ke media. Jadi selalu ada celah. Karena tidak tersampaikan secara adil maka apa yang saya sampaikan untuk kepentingan bangsa dan negara. negara, lho,” kata Megawati.
Baca juga:
Megawati mengaku belum selesai menghitung capres, Bu: Masih pakai kalkulator ya?
Megawati menilai selama ini media hanya mengambil potongan kutipan. Ia ingin media memberikan informasi pendidikan tentang politik bagi bangsa.
“Saya tahu bahwa Anda tentu oleh redaktur, bahwa harus seperti ini. Tapi tidak bisakah Anda berbicara dengan redaksi. Kapan ada pelajaran politik bagi bangsa dan negara ini, jika yang diambil adalah hanya dengan kuota dan dengan kutipan dan dengan kutipan, “katanya. .
Menurutnya, apa yang disampaikannya bukanlah protes. Ia kemudian membandingkan kejadian saat Presiden Soekarno menjabat.
“Jadi bukannya saya tidak protes, tidak, tidak. Tapi mari kita bangun pola pikir kita bahwa pada zaman Bung Karno, menurut saya, media belum ada yang namanya teknologi dulu. Media itu adil. Karena kalau satu orang bilang begini, tapi reviewnya lama,” ucapnya.
Lebih lanjut, Megawati mengaku mengenal jurnalis asing yang mengaku dibingungkan oleh media di Indonesia.
Baca juga:
Megawati Soal Capres PDIP: Perhitungan Belum Selesai
Megawati kemudian meminta awak media untuk lebih memikirkan sistem jurnalistik.
“Jadi tolong lihat juga sistem jurnalistik kita juga sangat mumpuni ya ditunjuk. Jadi saya bisa berpikir. Jangan salah bicara. Bisa ngomong seperti itu,” ucapnya.
“Kalian bisa mengatakan hal-hal seperti itu. Jadi itu benar. Itu, misalnya, jika berita itu tidak benar, kamu sudah mabuk. Kamu akan langsung dimarahi. Kok dapat berita itu karena kenyataan mudah ditebak. Turunkan. Bukan kami. Karena orang kami baik dan sangat haus akan notifikasi. Tapi jika terus seperti ini, saya juga sedikit khawatir,” sambungnya.
(AV/JK)