Jusuf Kalla menjelaskan peran DMI, organisasi yang menjadi payung bagi 800 ribu masjid.
Komun.id, JAKARTA — Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menjelaskan peran organisasi yang menjadi payung bagi 800 ribu masjid di hadapan perwakilan duta besar (duta besar) negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan ASEAN dalam rangkaian acara. Hari Jadi ke-50 DMI di Jakarta, Kamis. Pertemuan dengan perwakilan negara OKI dan ASEAN dilakukan untuk mempererat hubungan dan kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara Muslim.
Silaturahmi tersebut bertujuan untuk lebih mengenalkan DMI, sekaligus membuka jalan bagi peningkatan kerjasama untuk kesejahteraan masjid-masjid di seluruh dunia,” kata Kalla dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Di hadapan para Duta Besar OKI dan negara-negara anggota ASEAN, Kalla bercerita saat Raja Salman berkunjung ke Indonesia pada Maret 2018. Raja Salman terkejut mendengar kabar banyaknya masjid yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Jusuf Kalla, di Indonesia ada lima hari kerja dari Senin hingga Jumat dan ini secara tidak langsung akan mempengaruhi keberadaan masjid.
“Akibatnya salat Jumat dilaksanakan di hari biasa. Akibatnya, masjid ada di mana-mana, di kantor, di sekolah, di SPBU. Ini berbeda dengan negara-negara Islam lainnya yang setiap Jumat adalah hari libur kerja,” menurutnya.
Menurutnya, 90 persen masjid di Indonesia adalah milik masyarakat, sehingga mandiri. Hanya 10 persen milik pemerintah. Masjid-masjid menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti pelatihan juru dakwah (dai) bagi jemaahnya. Kalla mengajak masjid untuk dijadikan pusat pendidikan selain pusat dakwah seperti yang dilakukan di Masjid Al Azhar Kebayoran, Jakarta Selatan.
“Kehadiran ribuan masjid bisa mendorong umat menjadi lebih baik,” menurutnya.
Meski demikian, Kalla menekankan perlunya penataan akustik pengeras suara. Suara adzan, khutbah, dan ceramah yang biasa terdengar dari masjid-masjid, akustiknya harus diatur sedemikian rupa agar terdengar indah, khusyuk dan tidak saling berbenturan.
“Perlu ada regulasi mengenai penataan pengeras suara masjid yang baik. Jadi akustik masjid itu penting,” menurutnya.
Selain itu, organisasi yang dipimpinnya memiliki program unggulan, mulai dari penanganan program pembersihan masjid, kesehatan berbasis masjid, hingga program khusus untuk membuat arsitektur masjid. Kalla juga mendorong pengurus masjid untuk berperan dengan menggalakkan wakaf dan zakat untuk memajukan perekonomian umat.
Wakaf dan zakat penting untuk kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi dan madrasah atau sekolah untuk pencerahan sosial budaya. “Kami akan membangun kerjasama untuk melaksanakan tiga hal yaitu masjid, wakaf dan madrasah untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi umat.
sumber : Antara
(AV/JK)