BI memproyeksikan kenaikan inflasi akan terus berlanjut.
Komun.id, JAKARTA — Inflasi Juni diproyeksikan berada di atas level empat persen. Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan survei tersebut inflasi pada minggu kedua Juni 2022 berada pada level 4,05 persen hingga 4,1 persen.
“Survei kami pada posisi minggu kedua Juni cenderung berkisar 4,05-4,1 persen, itu semua masih akan kita lihat dan amati,” tuturnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI Juni 2022, Kamis ( 23/6/2022).
Dody menambahkan, inflasi inti sendiri masih relatif rendah meski bulan ini berpotensi meningkat. Inflasi inti adalah gambaran dari samping tuntutanpada Mei 2022 tercatat 2,58 persen.
Dia mengatakan inflasi inti pada Juni diproyeksikan berada di bawah nilai tengah kisaran sasaran inflasi 2-4 persen. Menurut dia, BI masih melihat adanya ruang untuk mencermati laju inflasi dari sisi dampak inflasi pangan dan energi terhadap ekspektasi inflasi.
“Kami mengambil langkah-langkah untuk melindungi percaya diri masyarakat menargetkan target inflasi tahun ini, BI juga siap jika harus menyesuaikan kebijakan dan stance suku bunga jika melihat kenaikan inflasi inti,” katanya.
BI memproyeksikan kenaikan inflasi akan terus berlanjut dengan penyebab utama dari sisi global. Inflasi Mei 2022 tercatat sebesar 3,55 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 3,47 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan inflasi domestik meningkat karena tekanan sisi penawaran yang tinggi seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia. Pada Mei 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat inflasi sebesar 0,40 persen (mtm) atau 3,55 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,47 persen (yoy), sejalan dengan kenaikan harga komoditas. global.
Inflasi inti terjaga pada 2,58 persen (yoy) di tengah meningkatnya permintaan domestik dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga ekspektasi inflasi. Sementara itu, inflasi kelompok volatile food meningkat terutama karena kenaikan harga pangan global dan gangguan pasokan akibat cuaca.
Inflasi kelompok administered prices juga tetap tinggi dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara dan energi. Ke depan, tekanan inflasi IHK yang meningkat akan didorong oleh kenaikan harga energi dan pangan global.
“Inflasi IHK pada 2022 diperkirakan sedikit lebih tinggi dari batas atas target, dan kembali ke dalam target 2-4 persen pada 2023,” katanya.
Bank Indonesia terus mewaspadai tekanan inflasi ke depan dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi, serta mengambil kebijakan penyesuaian suku bunga jika ada indikasi kenaikan inflasi inti. Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
(AV/JK)