Komun.id – Infeksi COVID-19 dengan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dikatakan menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada infeksi varian Delta. Namun, perawatannya masih sama.
Spesialis penyakit paru Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K)., mengatakan pasien COVID-19 Omicron BA.4 dan BA.5 dapat melakukan isolasi mandiri jika hanya mengalami gejala ringan atau tanpa gejala.
Dokter Erlina menambahkan, waktu isolasi mandiri untuk pasien yang terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5 masih harus 10 hari.
“Isolasi mandiri selama 10 hari, ini masih berlaku sampai sekarang belum ada perubahan. Walaupun dikatakan virus ini virulensinya rendah, berarti tidak menimbulkan keparahan,” kata dokter Erlina dalam diskusi media di RS. Kantor PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Menteng, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Baca juga:
Disket Lampung Mulai Siapkan Lonjakan Kasus COVID-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Namun, temuannya dalam perawatan kesehatan, pasien yang terinfeksi subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki nilai CT lebih rendah daripada infeksi Delta. Dokter Erlina menjelaskan, nilai CT yang rendah menunjukkan bahwa ada lebih banyak virus di dalam tubuh.
“Ada banyak virus, tetapi tidak berbahaya. Namun, jika jumlah virus banyak, potensi penularannya juga sangat tinggi. Oleh karena itu, hingga saat ini belum ada upaya untuk mempersingkat masa isolasi, kata dia. menjadi 10 hari,” katanya.
Isolasi bertujuan untuk mencegah infeksi menyebar ke orang lain. Oleh karena itu, pasien harus tetap diisolasi meskipun gejala yang dialami ringan atau asimtomatik.
Dokter Spesialis Paru RSPI Sulianti Saroso mengungkapkan gejala paling umum yang dialami pasien Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 adalah batuk dan sakit tenggorokan.
“Jadi kalau sedang batuk atau sakit tenggorokan, segera periksakan. Jangan tunggu sampai sesak, karena kalau sesak berarti jaringan paru-paru yang terlibat dan mungkin kekurangan oksigen, ” dia berkata.
Baca juga:
Simak Aturan PPKM Di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19: Mulai dari Sekolah, Mall hingga Tempat Ibadah
(AV/JK)