Komun.id – Situasi ‘perang dingin’ itu terus ditunjukkan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Zaanuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid. Kali ini, Cak Imin terlihat ‘hot’ karena Yenny menyebut dirinya begitu agresif mencalonkan diri sebagai presiden meski elektabilitasnya tidak setinggi itu.
Pernyataan Yenny langsung dibalas oleh Cak Imin. Cak Imin tampaknya tak mau diganggu oleh Yenny yang dianggapnya bukan lagi bagian dari partai berlambang Ka’bah itu.
“Untuk Cak Imin, Yenny orang luar tidak berhak mengatur PKB,” kata pakar politik dan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno saat dihubungi Komun.id, Kamis (23/6/2022).
Sementara bagi Yenny, PKB tidak bisa menjadi sebesar sekarang ini jika tidak didirikan oleh ayahnya, Gus Dur, meski secara politik Cak Imin telah memecatnya pada tahun 2008.
Baca juga:
Tabrakan Maut Pickup dan Truk di Jalinsum, 2 Tewas di TKP
Menurut Adi, hubungan panas keduanya akan terus berlanjut karena tidak ada titik temu antara keluarga Yenny Wahid dan keluarga Cak Imin.
Adi menilai situasi tersebut bisa berdampak pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, di mana perolehan suara warga Nahdliyin sangat penting bagi para calon. Soal Cak Imin, mayoritas warga Nahdliyin juga warga Gusdurian.
“Menyerang Yenny dan Cak Imin adalah babak baru perseteruan keduanya. Momentumnya tepat sebelum pemilihan presiden dan saat PKB mulai menjauhkan diri dari PBNU.”
Menyentuh satu sama lain
Beberapa waktu lalu Yenny Wahid, politikus dan putra Presiden ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tampak menyenggol Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu saat menghadiri acara di Kampus IPDN Jatinangor. , Sumedang.
Baca juga:
Demokrat Sebut PDI-P Tolak Prinsip Soekarno, Bahas Pidato Bakso Bakso, Vlog Puan Soal Koalisi PKS-Demokrat
Dalam acara tersebut, Yenny menegaskan bahwa dirinya tidak bergabung dengan partai manapun meskipun sebelumnya pernah bergabung dengan PKB dan membentuk Partai Kedaulatan Nasional Indonesia Baru (PKBIB), yang sayangnya tidak bernasib baik.
(AV/JK)