Komun.id – Krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19 juga menyebabkan beberapa negara bangkrut, salah satunya Sri Lanka. Lantas apa penyebab kebangkrutan Sri Lanka?
Sri Lanka telah mengalami krisis ekonomi yang memburuk sejak kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1984. Is mengapa Sri Lanka bangkrut hanya karena pandemi?
Kondisi ini diperparah dengan pandemi COVID-19 yang melanda dunia. Pemerintah Sri Lanka selama lebih dari 2 tahun terpaksa menekan banyak dana dan subsidi kepada rakyatnya untuk menghadapi pandemi.
Akibatnya, subsidi besar-besaran yang akan diberikan kepada masyarakat dicabut seluruhnya. Hal ini menimbulkan banyak protes dari masyarakat setempat.
Baca juga:
Merenungi Krisis Sri Lanka: Apa Penyebab Negara Bangkrut?
Penyebab Sri Lanka Bangkrut
Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, telah berbicara tentang mengapa negaranya bangkrut. Ranil mengatakan, krisis ekonomi di Sri Lanka disebabkan oleh utang luar negeri yang besar.
Melansir dari AP, kebangkrutan Sri Lanka juga dipicu oleh kondisi ekonomi negara yang semakin terpuruk akibat hilangnya pendapatan dari sektor pariwisata akibat pandemi COVID-19.
Pembatasan kegiatan pariwisata di tengah pandemi Covid-19 sebenarnya menjadi prioritas pemerintah saat itu. Langkah yang salah ini menjadi lebih buruk, karena diikuti inflasi yang tinggi akibat produk utama Sri Lanka, yaitu beras, yang turun drastis.
Produksi beras pokok mereka yang biasanya diekspor ke sejumlah negara, mengubahnya menjadi beras impor skala besar di tengah pandemi. Tak hanya itu, beberapa ekonom di Tanah Air juga mengungkapkan bahwa pemerintah Sri Lanka tidak bisa mempertahankan sistem kenegaraan yang seharusnya dipertahankan sejak awal.
Baca juga:
Apa yang Bisa Membuat Negara Bangkrut? Berikut penjelasannya
Itulah sebabnya Sri Lanka sekarang tidak dapat membeli bahan bakar impor karena hutang yang sangat besar dari perusahaan minyak negara itu. Ceylon Petroleum Corporation disebut-sebut memiliki utang US$700 juta atau setara Rp. 10,4 triliun.
(AV/JK)